Siapa sangka, di balik kacamata tebal dan gaya kutu buku yang polos, Cici menyimpan dunia yang sama sekali berbeda. Ibunya, Cloris ternyata pemilik salah satu klub malam paling terkenal di Jakarta. Tapi bukan sembarang pemilik klub, Cloris adalah sosok yang tahu betul bagaimana menata perempuan untuk memikat pria kelas atas. Bukan dengan cara kotor, melainkan melalui seni dari tutur kata, gerak tubuh, sorot mata, bahkan cara tersenyum. “Biar gue yang beresin urusan Inagurasi, lo belajar hal yang lebih penting hari ini,” ucap Cici sebelum pergi. Maka Antika pun ditinggalkan bersama Cloris di ruang privat klub itu, tempat yang beraroma mawar dan tembakau lembut, dengan cermin-cermin tinggi dan lampu gantung keemasan. “Perempuan itu harus bisa mengontrol bahasa tubuhnya,” ujar Cloris pelan

