Malam itu, Antika memutuskan menginap di apartemen Nagara. Khairel sudah terlelap lebih dulu, kelelahan setelah menonton film kartun favoritnya di ruang tengah. Kasur lipat digelar tepat di depan televisi, selimut biru laut membentuk gelombang lembut di bawah cahaya layar. Di sebelah kanan, meja kecil penuh kotak cokelat, popcorn, dan teh hangat. Di sisi kiri, jendela besar yang menampilkan kolam renang infinity, airnya memantulkan kota Jakarta yang bersinar, seperti taburan serpih bintang yang jatuh ke bumi. Antika berbaring miring, satu tangan mengusap rambut Khairel yang tidur tenang di tengah, sementara Nagara, duduk di sisi lain Khairel, memandangi keduanya lekat-lekat dengan pandangan yang nyaris tidak mampu ia sembunyikan: sebuah rasa syukur yang terlalu besar, seperti d**a yang t

