Butuh Kamu

1346 Words

“Sir! Apa yang hendak Anda lakukan?” Nawa bergerak mundur ketika Brama sedikit membungkuk di hadapannya. “Menggotong, lalu melemparmu ke rumah sakit.” “No! Jangan berlebihan! Ini nggak parah!” Nawa terus menolak. “Apa kamu dokter sampai tahu ini nggak parah? Nawa, itu tadi kopi panas. Kakimu melepuh!” Nawa mengangkat tangan. “Enggak. Saya cukup memberinya salep pasti sembuh. Dan satu lagi. Di pundak saya, ada nama pesantren, di kepala saya ada doa dan tirakat kiai saya. Jadi, jangan menyentuh saya sembarangan. Saya tidak suka dan saya tidak mau!” Brama berdecak. “Jangan sok bersih. Malam itu–“ “Jangan diungkit lagi! I-itu saya dalam kondisi yang entah. Kesurupan mungkin.” “Baiklah. Saya tidak akan menyentuhmu. Tapi kita harus tetap ke rumah sakit.” “No, Sir!” “Nawa, jangan keras k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD