Paket

1502 Words

Brama menyentil pelan kening Nawa. “Harusnya kamu itu bersyukur. Coba kamu hitung sudah berapa kali saya melamarmu tapi baru kamu terima sekarang? Berkali-kali. Pertama saat saya masih menjadi pria buruk rupa. Kamu dilamar Presdir yang menyamar. Lalu sekarang dilamar Presdir sungguhan, yaitu saya dengan wajah tampan. Tapi lihat? Kamu malah mengeluh berlebihan seolah-olah menjadi manusia paling tersakiti sedunia. Kamu itu definisi manusia kufur nikmat.” “Dilamar Presdir sangar. Itu baru benar. Dan saya tekankan, ya. Perasaan Sir ke saya itu bukan murni cinta atau kasih sayang. Mungkin. Tapi obsesi. Obsesi itu berbahaya, Sir!” Brama hanya mengedikkan bahu. “Saya nggak peduli apa pun sebutannya.” Pria itu bangkit, lalu berjalan menuju bed-nya. “Tidur, Nawa. Saya ngantuk. Atau kamu mau satu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD