101. Bunda Cahaya

1239 Words

Dua bulan kemudian. “Hari ini harus ke yayasan?” tanya Alaric usai sarapan. “Iya. Hari ini anak-anak pengumuman ujian masuk perguruan tinggi. Ujian penyetaraannya juga udah ada pengumumannya cuma belum aku umumin, rencana mau dibarengin hari ini.” Ella menjelaskan sambil menyiapkan tas yang berisi perlengkapan bayi milik Aluna. “Ada anak-anak yang nggak lulus?” Gerakan tangan Ella terhenti, kemudian menoleh pada Alaric dengan wajah sendu. “Ada. Ada dua orang yang nggak lulus penyetaraan.” Melihat wajah sedih sang istri, Alaric langsung merangkul bahu Ella, mendekapnya erat. “Kamu orang paling tulus yang pernah aku temui, El. Jadi aku yakin, kamu pasti bisa menghibur mereka yang nggak lulus. Masih ada satu kesempatan lagi tahun ini kan?” Ella mengangguk di d**a Alaric. “Iya. Biasanya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD