Rindu itu seperti penyakit. Namun, akan lebih sakit lagi, ketika orang yang kaurindu tak mau menemui. *** Bintang terus-menerus menatap ponselnya. Walau hanya sekadar gambar wallpaper saja, ia sudah merasa cukup, daripada ia tak melihat wajah Viola sama sekali. Satu hembusan napas lolos dari bibirnya. Ia memejamkan mata, mencoba mengingat-ingat, alamat mana yang bisa ia datangi dan mendapati Viola di sana. Namun tak satu pun alamat melintas di otaknya. Ia benar-benar beku. Ia tak tahu apa pun tentang orangtua kandung Viola, bahkan siapa mereka, dia tak mengetahuinya. Bintang kembali meraih ponselnya dan mengetikkan sesuatu di sana. Alvaro : Apa kamu nggak mau ngasih tahu aku, di mana kamu sekarang, Vio? Namun beberapa menit kemudian masih tak ada jawaban. Ia mengacak-acak rambutnyaa