Awal Mula

414 Words
Pria itu membawa bayi dalam gendongannya dengan menahan air mata agar tidak turun menuruni pipinya. Sebuah perasaan haru menyelimuti hati, ketika bayi itu menyapa dunia ini, tapi detik berikutnya berganti sendu karena bayi itu nyatanya tidak diakui. Bukan karena bayi itu bukan anak kandungnya, tapi bayi itu lahir dari kata haram yang tidak seharusnya. Ibu kandung bayi itu sendiri. Ia menolak merawat bayinya dan menyerahkan bayi itu padanya. Begitu saja dan tampak tidak berdosa karena tidak mengakui anak yang telah dikandungnya sejak sembilan bulan lalu. Pria itu tidak bisa menyalahkannya. Karena, ialah yang salah. Ia meminta wanita itu tetap menjaga bayi yang dikandungnya dan melarangnya menggugurkan bayi itu. Hingga beginilah akhirnya. Bayi itu ada padanya dan ia tidak tahu lagi harus bagaimana. Ia tdak mau bayi itu hidup di antara keluarga yang hancur. Tidak lengkap seperti apa yang terjadi saat ini. Ia ingin bayi itu merasakan bahagia nantinya. Dan satu-satunya cara yang terpikirkan olehnya, yaitu menitipkan bayi itu pada seseorang. Namun siapa? Siapa orang yang mau merawat bayi yang bukan anak kandungnya sendiri di zaman seperti ini? Dan Leo adalah jawabannya. Sahabatnya yang telah menikah empat tahun tapi belum memiliki keturunan. Ditatapnya bayi itu dengan sendu sebelum berbisik di telinga bayinya. "Maafkan Ayah, Ayah janji akan menjemputmu lagi suatu hari nanti!" *** Namun Leo tidak bisa merawat bayi itu. Tidak ketika istrinya tengah mengandung bayi berumur lima bulan. Ia tidak bisa merawatnya begitu saja dan membiarkannya besar bersama anak bayinya nanti. Ia tidak tega mengatakan pada bayi itu nantinya, jika dia bukan anak kandung Leo dan istrinya. Dan di sanalah adiknya meminta bayi itu dan berjanji akan merawat bayi tersebut. Adiknya, Afishalea Geralda dan suaminya Alexando Rivaille. Menjadikan bayi itu sebagai anak kedua mereka, sedang anak pertamanya adalah Bintang Alvaro. Bocah berumur empat tahun yang berlari mendekati mereka dengan gesit untuk melongokkan kepalanya melihat bayi di gendongan Ibunya. "Adek bayi!" seru Alvaro kecil dengan riang dan senyuman yang menyertai tawa bahagia miliknya. Cia, istri Leo menyusul Alvaro dari belakang dengan bibir cemberut, sebelum mengeryit sewaktu melirik Alvaro yang sudah mencium bayi dalam gendongan Fisha dengan senyumannya. "Sekarang dia adiknya, Varo! Jangan nakal sama adek bayinya ya, Sayang?" Alvaro mengangguk antusias sebelum bertanya, "Siapa nama adiknya, Bunda?" "Viola, namanya Vivian Violetta!" Alvaro mengangguk, melihat bayi kecil yang memiliki bibir tipis merah itu dengan senyum merekah yang membuat pipi tembamnya semakin besar dan memiliki rona merah. "Adeknya cantik." Fisha tersenyum tipis, ia menatap Alex yang kini tersenyum lega dan menatap kakaknya yang harus memberikan senyum padanya. "Tolong jaga dia, bagaimanapun juga dia ada karena kakak yang menemukannya." "Serahkan dia sama Fisha, Kak!" ____
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD