Masalah baru silih berganti datang di hidupku, belum selesai masalah Rabian dan kehamilan palsu karangan Rena, kini muncul lagi masalah baru yang cukup pelik dan menyita pikiranku. "Kalian harus menikah," ujar bunda dengan berapi-api. Sejak Rabian menemui mereka dan memberitahu tentang kehamilan palsuku, ayah dan bunda langsung datang ke Jakarta untuk memaksaku menikah dengan Rabian. Tentu saja aku menolak dengan keras dan merasa semua orang terlalu bodoh karena berhasil diperdaya Rabian. "Aku nggak hamil bun, kenapa sih bunda memaksa sesuatu yang tidak mungkin bisa diperbaiki? Aku nggak mau menikah dengan orang yang telah menyakitiku berkali-kali." Kali ini suaraku sedikit keras. "Ayu, ingat kalau kamu itu lagi bicara dengan bunda." Suara berat ayah membuatku menurunkan