Setelah insiden kecil di kamar mandi tadi malam semua penilaian jelek tentang Rabian sedikit berkurang. Di lubuk hati terdalam aku bisa merasakan apa yang diucapkan dan dilakukan Rabian tulus dari hatinya. Hanya saja trauma masa lalu membuatku enggan mengakui di depannya. "Lebih baik kamu minta extra bed," ujarku saat Rabian memilih melanjutkan tidurnya di sofa. Rabian menolak ideku dan mulai tidur di sofa meski kaki panjangnya harus terjuntai, aku tahu siapapun tidak akan betah tidur dalam posisi seperti itu. Rabian benar-benar berubah total dari laki-laki menyebalkan, egois dan jahat berubah menjadi laki-laki bertanggung jawab dan menepati setiap janji yang diucapkannya. "Bi, lebih baik kamu tidur pesan extra bed daripada tidur di sofa," pintaku lagi. Rabian lalu berd