Bayangan Rena sakit karena kepergianku dan juga rasa rindu yang membuncah membuatku sulit untuk memejamkan mata ini. Berulang kali aku mencari posisi tidur yang nyaman tapi gagal. Aku lalu duduk dan membuang napas berulang kali sambil menatap sendu fotoku dan Rena. "Apa aku pulang saja ya?" ujarku lemah tapi setelah itu aku langsung menggelengkan kepala. Selama ini Rena menipuku dan bisa jadi email itu perangkap agar aku segera pulang dan memaafkan dirinya. Lebih baik aku tetap di sini dan menikmati kesendirian tanpa gangguan Rena dan Rabian. Ting tong ting tong Bunyi bell membuatku tersentak kaget, aku melirik jarum jam yang menunjukkan angka 4 dan berarti hanya orang gila bertamu ke kamar wanita sepagi ini. Aku mengabaikan bunyi bell dan kembali berbaring sambil menu