Tiba di apartemen aku merasa kelelahan luar biasa karena jet lag. Kak Gian hanya mengantar sebatas loby, karena sudah nggak memungkinkan lagi untuk kami tinggal bersama. Dia memintaku menenangkan diri selama beberapa hari, sebelum membuat rencana bertemu dua keluarga dan mengumumkan semuanya. Terdengar enteng sekali ketika dia mengatakan hal itu, seolah-olah kami belum melewati kejadian besar yang memporak-porandakan hidupku. Tapi terserah. Aku sudah kehilangan banyak tenaga untuk berpikir keras, mulai dari kemarin sampai sekarang banyak kejadian yang membuatku benar-benar lelah. Fisik dan psikis terasa babak belur akibat hantaman besar berupa penjelasan yang sedari dulu kuinginkan. Nyatanya sesiap apa pun mendengar, aku tetap terpukul dan kecewa. Kenyataan sulit diterima, nggak sesederh