Makan malam batal, selanjutnya berakhir suram. Baik aku mau pun Kak Gian, kami sama-sama menumpahkan semua beban. Bedanya dia lebih gilaa, membeberkan semua tanpa terkecuali. Termasuk ke mana tujuan dia selama ini ketika nggak pulang ke apartemen. Walau tanpa menyebutkan nama Joanna, tapi aku yakin mereka semua sudah tahu. Nggak ada yang bisa menggantikan peran perempuan itu, meskipun terhalang restu karena perbedaan. Ayah sangat marah mengetahui kehidupan putrinya teramat menyedihkan selama berbulan-bulan. Semua terlihat jelas dari pancaran mata, namun beliau berusaha menahan diri untuk nggak berbuat kekerasan. Karena selama aku dan Azka hidup menjadi anak beliau, Ayah nggak pernah sekalipun melayangkan tangan. Wajar beliau merasa terpukul ketika mendengar anak yang dibesarkan dengan pe