Alarm terus berbunyi, membuat tidur Gia terusik. Tangannya terulur menggapai-gapai meja nakas, mematikan alarmnya. "Euhhh ...." Gia menggeliat, merasakan pergerakannya terbatasi. Mata Gia menatap tangan kekar yang melilit perutnya. Gia menghela napas panjang, lalu perlahan menyingkirkan tangan Kevin dari perutnya. Bukannya lepas Kevin justru semakin mempererat pelukannya. "Kamu udah bangun?" tanya Kevin dengan suara serak khas orang bangun tidur. Gia mengangguk, masih diposisinya. Kevin mendusel diceruk leher Gia, menciumi wangi tubuh Gia dan itu membuat sensasi geli pada Gia sekaligus rasa aneh yang menelusup ke hatinya. "Kamu gak kerja?" tanya Gia. " Males, gak ada Zahra, bete di kantor." jawab Kevin. Gia terdiam, menatap nanar pada jendela. Zahra? Tak bisakah sedetik saja tak ada