Apa yang Gia rasakan belum tentu sama dengan yang Kevin rasakan. Jika bagi Gia sentuhannya untuk Kevin adalah cinta, tapi sentuhan Kevin terhadapnya hanya nafsu sesaat. Makilah Gia yang terlalu bodoh, diperbudak oleh cinta sampai menutup mata akan hal itu. Gia hanya takut terluka, ia takut kehilangan tapi semakin bertahan dirinya justru semakin tersakiti. Kevin mendorong Gia masuk ke dalam bilik toilet, menghimpitnya ke dinding dan berkuasa sepenuhnya atas diri Gia. Kevin terus memburu bibir Gia, menciumnya secara brutal tangannya bergerilya menelusuri setiap lekukan tubuh Gia. Gia tak mampu berbuat banyak, meronta pun rasanya sia-sia. Nyatanya tenaga Gia sudah habis, bahkan tubuhnya mulai terkulai lemas jika Kevin tak lagi menyangga tubuhnya. Air mata Gia sudah kering, meski batinnya