"Nia, Nia sedang apa?" Erwan mendekati Vania. Ingin ia peluk istrinya, tapi Vania yang duduk di lantai menepiskan tangannya. "Nia, Abang minta maaf.... " Erwan kembali berusaha meraih bahu Vania. Vania bergeser menjauhi Erwan. Ia tidak bicara, hanya isaknya yang terdengar. Jelas terlihat kalau ia sedang merajuk. "Abang minta maaf, Sayang." Erwan duduk di belakang Vania, kedua kakinya diselonjorkan di kedua sisi tubuh istrinya. Di dekap erat Vania dari belakang. Vania berusaha melepaskan diri, tapi Erwan sangat erat memeluknya. Erwan tak ingin melepaskan istrinya. Ia ingin mereka berbaikan lagi, tidak ada konflik, karena hal itu sangat menyiksa perasaannya. Erwan menyesali perbuatannya yang sudah mengabaikan Vania. "Nia Sayang ...." Erwan mengecup bahu Vania. Vania menghapus air matan