Part 1

1312 Words
Zyzy memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya yang cukup luas, ia melihat mobil papa dan mamanya sudah ada disana, juga mobil adiknya Zian, jarak usia Zyzy dan Zian adalah tujuh tahun, Zian sedang menempuh pendidikan di bidang hokum di sebuah universitas ternama di Jakarta. Zyzy mengikuti jejak ayahnya yang menekuni dunia bisnis sedangkan Zian lebih tertarik pada dunia hukum, cita cita Zian menjadi pengacara terkenal. Memang Zyzy selalu pulang paling akhir dari seluruh anggota keluarganya, dari papanya yang memiliki bisnis supermarket dengan cabang di beberapa wilayah di Jakarta, mamanya yang punya bisnis salon kecantikan langganan para pejabat dan para artis ibukota dan adiknya yang masih kuliah. Zyzy berjalan memasuki rumah, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, memang ia tidak bisa makan malam bersama keluarganya tapi ia bisa breakfast bersama keluarga setiap pagi, itulah waktu ia bisa bercengkama dengan papa, mama juga Zian adiknya. Rumah Zyzy cukup besar dengan halaman yang luas untuk tempat parkir mobil, dengan dua lantai, kamar Zyzy ada di lantai dua bersama Zian adiknya sedangkan mama dan papanya menempati kamar utama di lantai 1. Zyzy menaiki tangga menuju kamarnya, ia melemparkan tas tangannya diatas ranjang dan segera masuk dalam kamar mandi. Di minimarket miliknya ada kamar mandi khusus pegawai dan untuk konsumen, Zzyzy biasa mandi sore di minimarket sehingga tak perlu mandi lagi saat sampai di rumah. Zyzy hanya mencuci muka saja di kamar mandi dan berganti piyama tidur, ia lebih suka piyama diatas lutut dan lengan pendek dari pada piyama panjang karena lebih nyaman bergerak. Zyzy mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan meletakkan tas tangannya diatas meja nakas, ia meletakkan ponselnya di dekat kepalanya dan set alarm di hp untuk bangun jam 4 pagi karena ia ingin jogging besok, ia tak selalu datang sangat pagi ke minimarket miliknya, hanya sesekali saat ia harus mengurus sesuatu di minimarket, tak menunggu waktu lama, hanya beberapa menit setelah ia meletakkan kepalanya di bantal, Zyzy segera tertidur pulas. ~~~ ~~~ Zyzy membuka matanya saat sinar matahari jatuh di matanya, ia menggeliat dan segera terduduk. Ia melihat jam dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. “Astaga… sudah jam tujuh? Apakah alarm hp aku tidak berbunyi?” gumam Zyzy kemudian meraba ranjang disisinya mencari keberadaan ponselnya, ia kemudian melihat layar ponselnya yang mati. “Ya Tuhan aku lupa kalau saat pulang kemarin baterai ponselku low, pantas saja aku tidak mendengar bunyi alarm,” gumam Zyzy. Zyzy kemudian bangkit dari ranjang dan mengisi daya baterai ponselnya di atas meja nakas dan ia kemudian masuk dalam kamar mandi. Desain interior kamar Zyzy simple dan tidak terlihat girly, hanya ada warna warna pastel saja. Kamar Zyzy terdapat ranjang besar, lemari pakaian, meja nakas, dan sofa set. Walau kamar Zyzy cukup luas dan masih banyak spot tersisa jika ia ingin menambahkan banyak barang lain tapi itu tidak dilakukan oleh Zyzy, kamar luasnya terlihat semakin luas karena tidak terdapat banyak barang disana. Setelah selesai mandi dan berpakaian, Zyzy kemudian duduk di tepi ranjang dan mengirim chat pada salah satu karyawannya jika hari ini ia akan datang lebih siang dari biasanya, Zyzy memberikan masing masing satu kunci untuk tim shift pagi dan tim shift sore, tidak hanya dirinya saja yang memegang kunci minimarket. Setelah selesai mengirim chat, Zyzy kemudian turun dari kamarnya dan menuju ruang makan, ia tersenyum saat melihat keluarganya sudah menunggunya untuk sarapan pagi. “Selamat pagi ma, pa, Zian,” sapa Zyzy pada seluruh anggota keluarganya. “Selamat pagi sayang,” jawab mama Zyzy, bu Yulia. “Tumben kakak tidak berangkat pagi pagi sekali seperti kemarin?” tanya Zian. “Sebenarnya hari ini kakak mau jogging pagi pagi, kakak sudah sudah set alarm tapi ternyata hp kakak mati jadi kakak bangun kesiangan. Kamu kuliah pagi?” tanya Zyzy. “Hari ini Zian libur, tidak ada mata kuliah.” “Baguslah, ikut kakak yuk.” “Kemana?” “Mau cari kado untuk Leon, besok dia ulang tahun,” ucap Zyzy antusias. “Leon ulang tahu besok?” tanya pak Chandra, papa Zyzy. “Iya pa, kita sudah rencana dinner berdua untuk merayakan ulangtahun Leon. Bisa nggak Zian antar kakak?” “Tumben sih kakak ajak aku, biasanya kemana mana sendiri?” “Lagi pengen aja ditemenin, lagipula aku mau minta saran soal kado untuk Leon.” “Baiklah, jam berapa?” “Jam 10 nanti.” “Oke.” Setelah perbincangan singkat, mereka kemudian mulai acara sarapan pagi mereka diselingi obrolan ringan dan candaan, hanya saat makan pagi saja mereka bisa berkumpul seperti ini, terkdang jika Zyzy berangkat pagi pagi sekali ke minimarket miliknya tentu mereka tidak bisa makan bersama. Beberapa menit lagi jam menunjukkan pukul sepuluh pagi, Zyzy sedang mematut diri di depan cermin besar kamarnya yang tertempel di dinding sebelah kiri ranjang, ia memilih memakai outfit celana panjang warna putih juga kemeja wanita bunga bunga kecil berwarna nude pink. Zyzy memadukannya dengan flatshoes warna soft pink, rambut panjangnya ia kuncir kuda dengan aksen sedikit berantakan. Zyzy meraih slingbag yang ada diatas ranjang, ia sudah memasukkan dompet, ponsel, sisir juga lip cream jika nanti dandanannya berantakan. Zyzy mendengar pintu kamarnya diketuk beberapa kali. “Kak… kak Zyzy… sudah siap belum? sudah jam sepuluh ini,” suara Zian yang ada di depan pintu kamar Zyzy. “Iya sebentar, kakak sudah selesai,” jawab Zyzy kemudian berjalan menuju pintu kamar dan membukanya. Di depan pintu kamarnya ia melihat Zian sudah rapi memakai celana blue jeans dan kaos press body yang menampakkan tubuh atletisnya. Zian memang rajin olahraga dan membentuk bodynya menjadi atletis, kalau Zyzy lebih suka olah raga beladiri, Zian lebih suka olahraga di Gym. Zyzy dan Zian kemudian berjalan menuruni tangga dan keluar dari rumah, “Bawa mobil aku apa mobil kakak?” tanya Zian menghentikan langkahnya. “Mobil kamu aja deh, kakak malas menyetir.” “Baiklah, hari ini aku akan jadai sopir kakakku yang cantik ini, setelah cari kado kakak sekalian ke minimarket atau pulang?” “Kamu mau ada acara hari ini?” “Ada, mau bertemu teman teman.” “Kalau begitu antar kakak ke minimarket saja, tidak usaha antar pulang, kejauhan nanti kamu capek bolak balik.” “Siap bos.” Zyzy dan Zian kemudian masuk dalam mobil Zian yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri, mobil Zian berwarna HIitam, sedangkan mobil Zyzy berwarna silver. Tak menunggu lama mobil Zian sudah bergerak keluar dari halaman rumah mereka yang berpagar tinggi dengan dua security yang menjaga pos di depan pintu gerbang rumah mereka. Mobil Zian melaju diantara mobil mobil di jalanan ibukota yang hiruk pikuk juga macet. “Kita mau kemana kak?” tanya Zian. “Kemana ya Zan? Kakak bingung harus kasih kado apa buat Leon, kamu ada ide? Jadi kita bisa menentukan kemana kita pergi.” “Bagaimana kalau kemeja kak? bisa dipakai untuk bekerja, atau dasi?” usul Zian. “terlalu mainstream Zan, ada saran lain?” tanya Zyzy. “Biar aku pikir dulu,” jawab Zian sambil matanya fokus menatap jalanan di depannya. Zyzy juga berpikir apa yang akan ia berikan kepada kekasihnya Leon di hari ulangtahunnya besok, Zyzy sudah berpacaran dengan Leon hampir 7 tahun, ia sudah melewati 6 kali ulangtahun Leon dan sudah memberikan beberapa hadiah seperti jam tangan, laptop, dan beberapa barang pribadi untuk Leon dan kali ini ia pusing karena tidak mempunyai ide apa yang akan ia berikan besok. “Zian… apa?” tanya Zyzy tidak sabar. “Sabar kak aku juga sedang mikir.” “Bagaimana kalau motor sport kak?” tiba tiba Zian memiliki ide memberikan Leon motor sport. “Motor sport? Tapi….” “Tapi apa? mahal? Masa sama pacar perhitungan.” “Bukan Zan, bukan itu, kalau kakak membelikannya motor sport, kapan dia memakainya? Dia pakai mobil kalau kerja, tidak akan bermanfaat juga buat dia.” “Iya juga sih, bagaiama kalau mobil?” “Kakak aja mobil dibelikan papa, sok sok an kasih mobil untuk Leon, yang realistis dong Zan.” “Hahahh sorry sorry, kidding kak.” Lynagabrielangga.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD