Dewi duduk di pinggir ranjang rumah sakit di mana Alvaro di rawat, pria itu sedari tadi menatap ke atas, memandangi langit kamar rumah sakit yang berwarna putih. Itu lebih baik dari pada bertatapan dengan sang ibu. Sedangkan Dewi sudah mulai terisak pelan menangisi segalanya. "Maafin Mama," ucap Dewi dengan tulus, ia benar-benar merasa bersalah dengan semua apa yang terjadi. "Seharusnya Mama gak usah Dateng lagi dalam hidup Alvaro, jika kedatangan Mama cuma untuk pamer kalau memiliki anak laki-laki yang lain." Ucap Alvaro dengan kecewa. Tak ia sangka, bahwa ia memiliki saudara tiri, dan yang paling parahnya lagi saudara tirinya itu adalah seseorang yang mengalami serta sang istri. "Bukan begitu, mama cuma---" "Cuma apa?" Sela Alvaro dengan cepat. "sekarang aku tahu kenapa Mama gak per