Sudah nyaris dua jam Meta duduk dengan tatapan kosong, menyandarkan kepalanya di d**a Ian. Kedua netranya masih terus mengalirkan air mata, isak yang mengiringi tangis itu pun masih terus terdengar. Tak ada yang banyak berkisah di ruangan itu, mereka semua ikut terdiam, berduka atas kehilangan Meta dan Ian. Ian baru saja akan mengirimkan pesan singkat pada Borne – menanyakan pengurusan jenazah sang mertua – saat ponselnya berbunyi, memunculkan nomor panggilan dari Indonesia yang tak ia kenali. “Assalammu’alaikum.” sapa Ian. “Wa’alaikumsalam. Dengan Bapak Brian Putera Dewantara?” “Ya betul.” “Suami dari Ibu Meta Amelia?” “Ya, saya.” “Saya Bramantyo Adhinata, pengacara Bapak Damar Bayu.” “Oh, iya Pak.” “Apa kondisi Ibu Meta memungkinkan untuk saya menyampaikan amanah almarh