TIGA PULUH ENAM

1332 Words

"Bang..." Ian mendongakkan kepalanya di pintu kamar Irgi. Sejak pembicaraan mereka siang tadi, Ian tak henti memikirkan langkah apa yang sebaiknya ia tempuh untuk melindungi Meta dari kemungkinan buruk yang mungkin saja terjadi jika Arman sudah dibebaskan nanti. "Apa?" sahut Irgi yang sedang asik menggambar detail demi detail syaraf di bagian tulang belakang manusia. "Masuk, Yan." Ian melangkah, mendekati Irgi, memperhatikan yang sedang Irgi lakukan. "Keren, Bang! Ga salah lo jadi Neurosurgeon!" "Ada apa Ian?" "Menurut lo gue musti gimana?" "Tentang apa?" "Honestly, gue ga berfikir sejauh itu. Gue ga kebayang gimana dengan Meta begitu b******n itu bebas dan gue ga bisa 24 jam di samping dia." Irgi menghentikan kegiatannya, menutup sketchbook dan merapihkan drawing tools

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD