“Ngapain lo?” ketus Borne saat mendapati Ian duduk santai di ruang tengah keluarganya pagi itu, bersenda gurau dengan Benjamin. “Suka-suka gue lah!” “Dih, ini rumah gue!” “Bodo amat! Pake baju lo sana!” balas Ian lagi seraya menggelengkan kepala melihat Borne yang selau saja shirtless di rumahnya. “Gerah!” “Nanti di London jangan gitu mulu lo! Ada bini gue. Pasang lagi tuh urat malu lo!” “Siapa juga yang kuat ga pake baju di sana? Mau hipotermia lo? Paling pas summer, itupun masih dingin!” “Oh.” “Makanya sekali-kali main yang jauh. Tanah Abang – Kecapi doang sih jajahan lo! Mentok-mentoknya ke puncak!” sulut Borne lagi. “Oke-oke!” “Kalian tuh ga bisa ya ngomong baik-baik? Tengkar terus! Ga bosan?” “Ini ngomong baik-baik, Yah. Kalau tengkar mah udah adu jotos. Separah-