Meta tak berhenti tertawa renyah saat menikmati makan siangnya – di sebuah restoran yang nyaris semua menu andalannya terbuat dari jamur – dikarenakan wajah Ian yang berulang kali mengernyit kala Meta membuka mulutnya untuk memasukkan suapan. “Cobain dulu Ian...” kekeh Meta. Ian menggeleng cepat. “Enak! Rugi ga nyobain!” “Sejak kapan jamur enak?” “Kamu tuh! Ditendang keluar lho ngomong gitu.” kekeh Meta lagi. “Aku tendang balik!” jawab Ian lagi yang membuat Meta semakin tertawa. “Kamu ada trauma apa sih sama jamur?” “Ngga ada. Emang ga doyan aja.” “Rasanya atau teksturnya?” “Semuanya. Pokoknya ga doyan. Aneh aja di lidahku.” “Abisin sendiri ya sayang.” ujar Ian lagi. “Hmmm. Terus, kamu mau makan siang apa?” “Ke Raminten aja. Kan kemarin ga jadi. Kita tinggal hari