“Mas... Meta dan Ian ikut ke rumah Mas boleh ga? Pengen nanya ke Ibu siapa yang nyari Mama.” lirih Meta seraya melirik bergantian ke Rama dan Ian. Ian merangkul istrinya, menepuk-nepuk lengan Meta pelan. “Boleh kan yang?” “Boleh.” jawab Ian lembut. “Oke. Ayo Ta, Yan.” kali ini Rama yang menjawab. Tiba di kediaman Rama, pasangan yang baru menikah itu disambut hangat oleh tuan rumah. Usai melaksanakan ibadah senja, Ian dan Meta disuguhkan makan malam khas Yogyakarta. Rahma – Ibu Rama terus memahat senyum di wajahnya, begitupun Syarif sang Ayah. “Jadi kalian sudah menikah toh?” tanya Rahma lagi, sudah yang kebeberapa kalinya. “Ya ampun Bu, bosan mereka dikasih pertanyaan yang sama berkali-kali.” Meta dan Ian hanya terkekeh menanggapi ucapan Syarif. “Ibu bukannya ngeledek mer