"Kita tidak saling kenal sebelumnya," ucap Dini lirih. Matanya sudah sembab karena air mata yang terus deras menetes membasahi wajah cantiknya itu. "Oh ... Kita tidak saling kenal. Lalu, saat ini Mas ingin berkenalan denganmu, Dini," ucap Adam pelan dan lembut. Tubuhnya juga sedikit bergetar. "Aku hanya pekerja di sini. Jadi seelah aku bertugas untuk memuaskan Tuan, silahkan Tuan pergi dari kamar ini," ucap Dini dengan bibir bergetar. Sikapnya seolah dingin, namun tetap saja terlihat aneh dan kaku. "Dini. Mas Yakin kamu adalah Dini yang MAs kenal. MAafkan kejadian malam ittu. Mas berkali-kali mencarimu, Mas menyesal sudah mengusirmu," ucap Adam pelan. Dengan berani, Adam pun melangkah lagi hingga Adam dan Dini sudah tidak ada jarak lagi, dan tidak ada celah lagi. Kedua tangannya lan