73

1419 Words

Adam menatap lekat Dini yang sudah merosot turun dari atas tubuh Adam. Kini Dini berdiri di samping ranjang istimewa itu dan duduk di tepi ranjang penghangat itu. Wajahnya menoleh ke arah Adam yang terlihat kecewa luar biasa. Dalam hati Dini ingin tertawa terpingkal-pingkal. Dini memang sengaja melakukan hal itu, dan senang melihat wajah kesal bercampur kecewa. "Di-dini .... Kenapa?" lirih Adam yang mencoba pelan bicara dengan Dini agar tak nampak kekecewaannya yang luar biasa dahsyat. "Apa?" jawab Dini yang pura-pura tidak tahu dan tidak mengerti. Adam menarik tangan Dini dan di ciumi punggung tangan itu dengan sangat lembut hingga berkali-kali. "Mas lagi nanggung," lirih Adam berucap dan malu rasanya untuk mengungkap itu. Tapi mau bagaimana lagi, memang itu kenyataannya. Dini hany

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD