Dini menunduk sambil mmegangi kepala dan rambut Adam. Melihat apa yang di lakukan oleh Adan kepada Dini dan perutnya. Lelaki yang baik, yang mau menerima Dini dalam kondisi hamil seperti ini dengan tulus dan ikhlas. Entah apa yang membuat Adam yakin terhadap Dini. "Aku wanita hina, Mas," ucap Dini dengan lirih menjawab pertanyaan Adam. Bukan tidak mau. Dini bahkan ada seseoarng yang tulus menerima Dini dan bisa membawa Dini untuk menjadi lebih baik. Adam pun berhenti mengecup perut Dini dan mendongakkan kepalanya menatap ke atas menatap kedua mata Dini yang hitam. "Mas tidak memepersalahkan itu semua. Asal kamu mau berjanji untuk tidak kembali pada kehidupanmu yang seperti ini, dan ikut bersama Mas dan Ibu," ucap Adam dengan suara mantap. Awalnya memang Adam hanya kasihan dan iba pa