Adam bangga memiliki Ibu yang sangat bijak dan mengerti akan keinginan anaknya. Walaupun sempat bersikukuh ingin menjodohkannya dengan Zya. "Terima ksih Bu," ucap Adam pela sambil memeluk Sang Ibu. "Lalu kapan kamu akan membawa Dini ke apartemen ini? Agar Ibu juga tidak kesepian. Tapi yang terpenting adalah Dini pasti membantu membangun usaha restoran yang saat ini sedang kamu rintis Nak. Dini itu pintar sekali memasak. Kapan? Besok bisa kan kamu bawa gadis itu ke sini?" tanya Mita penuh hara. Dengan tegas Adam menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa Bu. Dini itu ...." ucap Adam pelan lalu terhenti. Kedua tangannya mengacak-acak rambutnya dengan kasar hingga membuat Ibu Mita semakin bingung. "Ada apa Adam?" cetus Mita yang semakin bingung dengan Adam. Tarikan napas Adam sangat dalam dan