Cinta bisa ditemukan dimana saja, namun hanya cinta yang luar biasalah yang bisa terwujud oleh kedua manusia yang sama-sama luar biasa.
Kisah ini tentang dua manusia yang sama-sama mencintai dalam virtual.
Tentang mereka yang menjalin hubungan dan merasa nyaman dengan seseorang yang belum pernah ditemuinya.
Dan juga tentang rasa, yang harus bertahan demi menjaga perasaan walau jarak menjadi halangan.
Pertanyaanku hanya satu...
“Bisakah kisah virtual kita menjadi nyata?”
***
Menjadi berbeda memang tidak selalu mengenakkan. Terlebih lagi semua orang memandang kita sebelah mata. Hanya karena fisik semuanya dapat berubah. Memang tidak bisa dipungkiri jika zaman sekarang fisik menjadi acuan paling utama di mata masyarakat. Bahkan melebihi sifat yang seharusnya diutamakan.
Inilah kisah yang terjadi pada Kyra Sifabella. Seorang gadis remaja yang harus menahan cacian dan makian dari masyarakat mengenai fisik dan penampilannya yang tidak good looking.
Hidup di keluarga yang mempunyai banyak permasalahan membuatnya tumbuh menjadi sosok gadis yang kuat menghadapi segala cobaan hidup. Tidak hanya masyarakat luar yang suka membeda-bedakannya dari masyarakat lain, kedua orang tua Kyra juga sering membeda-bedakan Kyra dengan adiknya Keila yang terbilang good looking.
Bahkan terkadang Keila yang membuat masalah di rumah namun Kyra yang mendapatkan hukuman. Kyra selalu mengalah dengan semuanya. Kyra hanya lelah jika ia membela diri yang ujung-ujungnya tetap Kyra jugalah yang terkena masalah.
“Kyra!” teriak Anton memanggil Kyra dari ruang tengah.
Kyra yang tengah mengerjakan PR Keila segera menghentikan kegiatannya dan beralih pergi ke ruang tengah menemui Anton.
“Iya, Yah? Ada apa?” tanya Kyra sopan.
“Belikan Ayah rokok satu bungkus.”
“Baik, Yah.” jawab Kyra. Namun ia tidak bergerak dari tempatnya. Ia masih berdiri menunggu Anton memberikan yang untuk membeli rokok yang dimaksud.
“Kenapa belum pergi juga?” tanya Anton balik.
“Ayah belum memberi Kyra uang.”
“Pakai uang kamu lah! Kok pakai uang saya!”
“K-Kok pakai uang aku?” kata Kyra pelan.
“Kenapa memangnya? Perhitungan ya kamu sama orang tua! Uangmu jajanmu masih sisa, bukan?”
“Iya, Yah.”
“Ya udah sana pergi!”
Kyra mengangguk lalu berjalan meraih gagang pintu. Sebelum Kyra pergi, dari belakang ia mendengar suara Keila yang tengah berbincang dengan Anton.
“Ayah!”
“Kenapa Keila?”
“Keila lapar.”
“Makan dong, Sayang. Ibu tadi udah masak kok.”
“Nggak mau bosan! Keila pengin order makanan online.”
“Berapa memang harganya?”
“Tiga pilih ribu doang kok, Yah. Please, Keila lapar kepengin banget.” rayu Keila kepada Anton.
“Ya udah pesan aja nanti Ayah bayarin.”
“Hah? Serius boleh?”
“Iya, Sayang. Apa sih yang nggak buat anak Ayah yang paling cantik ini?”
“Ya ampun, makasih banyak Ayah! Keila sayang Ayah!” kata Keila senang dan memeluk Anton.
Kyra tersenyum kecut melihat perbedaan kasih sayang yang diberikan Anton terhadap Keila yang jauh lebih besar dibanding dirinya.
Bahkan untuk membeli rokok Anton saja harus pakai uang Kyra. Sementara Keila? Ia bisa dengan mudah mendapatkan apa yang ia minta tanpa harus mengeluarkan sepeser uang.
***
Setelah membeli rokok di warung dekat rumah susunnya, Kyra kembali berjalan pulang menuju rumahnya.
Namun saat ia ingin berjalan ke samping gang, Kyra dijegat oleh wanita cantik yang terbilang pemalak uang malam-malam yang ada di sekitar sana. Kebetulan pada saat itu waktu tengah menunjukkan pukul sepuluh malam.
“Bagi uang,”
“Nggak ada, Kak.”
“Bohong, bagi uang lo!”
“Nggak ada, Kak.”
“Halah, nggak percaya gue!” Wanita tersebut merogoh saku celana Kyra dan menemukan uang sepuluh ribu di sana.
“Mana lagi uangnya? Kok cuma segini?”
“Aku nggak punya uang, Kak. Jangan ambil uangku.”
Karena merasa terancam dan perlu bertindak, Kyra memberanikan diri untuk mengambil uang sepuluh ribu itu di genggaman wanita tersebut.
Wanita itu sontak saja menahan tangannya untuk tidak membiarkan uang itu jatuh ke tangan Kyra.
Karena tenaga yang saling beradu, akhirnya Kyra dan wanita itu refleks terjatuh.
Seorang pria yang sedang berjalan malam melihat dua wanita yang terjatuh di hadapan mata mereka.
Sebelum menolong, pria tersebut melihat dulu wajah Kyra dan wanita itu bergantian. Hingga akhirnya ia memilih untuk menolong wanita tersebut tanpa melanjutkan niat untuk menolong Kyra yang jelas-jelas juga sedang terjatuh.
Lebih parahnya lagi, wanita pemalak uang itu malah berbicara yang tidak-tidak mengenai Kyra kepada sang pria yang membuat Kyra dicaci dan dimaki dengan segala kalimat yang tidak enak didengar. Bahkan uang satu-satunya milik Kyra tadi malah diambil oleh wanita tersebut atas ancaman dari pria yang mengancam Kyra untuk memberikannya.
Mau tidak mau Kyra harus menuruti dan memaklumi. Tidak heran lagi memang jika good looking akan selalu ditolong sementara bad looking seringkali terabaikan.
Terlahir tidak cantik membuat perlakuan berbeda pada orang-orang di sekitar. Sungguh, Kyra juga tidak mau jika seperti ini. Namun Tuhan sudah menggariskannya. Tugas manusia hanyalah menjalani kehidupan yang sudah Tuhan berikan.
Kyra tidak boleh berkecil hati atas perlakuan tidak mengenakan itu. Kyra yakin suatu saat nanti ia akan berubah dan dapat diterima oleh masyarakat sekitar.
***
Sepulangnya Kyra dari warung untuk membeli rokok Anton. Kyra dikejutkan oleh suara Farah yang menggelegar meneriaki namanya.
“KYRAAAA!”
Kyra segera menemui Farah karena tidak mau kena marah. “Iya, Bu?”
“Kamu ini bagaimana sih? Daritadi Ibu panggil nggak dijawab-jawab?”
“Maaf, Bu. Kyra habis beli rokok Ayah.”
“Kamu belum masak nasi untuk besok. Cepat sana masak!”
“Iya, Bu.”
Sebelum memasak nasi, Kyra lebih dulu memberikan rokok yang baru saja dibelinya untuk sang ayah. Saat Kyra ingin berjalan menuju dapur, ia berpapasan dengan Keila.
“Udah selesai belum tugas gue, Kak?”
“Belum, nanti ya Kakak kerjakan. Kakak mau—“
“Kerjain sekarang, Kak! Gue nggak mau tahu.”
“T-Tapi—“
“Nggak mau tahu sekarang juga lo harus kerjain tugas gue!”
“Iya.” jawab Kyra akhirnya mengalah.
Ia pun mengambil buku tugas Keila dan mengerjakannya. Sejujurnya Kyra tidak tahu jawabannya namun untungnya tugas Keila kali ini hanya disuruh merangkum.
Dua jam akhirnya tugas itu selesai. Semua anggota keluarnya juga sudah pada tidur. Karena kelelahan akhirnya kedua mata Kyra mulai sayup-sayup mengantuk lalu masuk ke alam mimpinya.
***
Byurrr!
Kyra terbangun dari tidurnya saat merasakan sentuhan air dingin menyentuh wajahnya. Dan benar saja ternyata Farah membangunkan Kyra dengan cara menyiramkan air kepada Kyra yang tengah tertidur hingga Kyra bangun.
Kyra lantas terkejut dan merasa kedinginan. Belum saja Kyra bertanya mengenai tujuan Farah menyiram dirinya dengan air, Farah langsung memarahi Kyra karena lupa memasak nasi akibat kelelahan mengerjakan tugas Keila semalam.
“KAMU INI GIMANA SIH? IBU KAN UDAH BILANG KALAU KAMU HARUS MASAK NASI TADI MALAM? PUNYA KUPING NGGAK KAMU? LIHAT SEKARANG KITA SARAPAN APA KALAU NGGAK ADA NASI?” oceh Farah tanpa henti.
“M-Maaf... Bu, Kyra lupa.”
“KENAPA BISA LUPA? PUNYA OTAK NGGAK KAMU?”
“Punya, Bu. T-Tadi malam Kyra mengerjakan tugas Keila jadinya—“
“HALAH, NGGAK USAH BANYAK ALASAN KAMU, KYRA! NGGAK USAH BAWA-BAWA KESAYANGAN SAYA KEILA! DIA NGGAK ADA SANGKUT PAUTNYA SAMA KAMU!”
Hening.
“CEPAT SANA KAMU MANDI TERUS SEKOLAH! BIAR CEPAT PERGI DARI RUMAH. PUSING SAYA ADA KAMU DI SINI!” usir Farah dengan tingkat emosi yang tinggi.
Kyra diam. Ia tak berani lagi berbicara selain menuruti apa yang ibunya pinta. Kadang percuma saja Kyra membela diri jika ujung-ujung tetap ia yang selalu disalahkan.
***
Saat jam istirahat di sekolah, Kyra tengah tertidur di kelasnya. Ia lelah karena semalam begadang menyelesaikan tugas Keila.
Di kelasnya, Kyra duduk sendiri. Tidak ada yang mau berteman dengannya. Menyedihkan memang hidupnya, namun Kyra hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya kepada sang maha pencipta.
Di saat Kyra tengah tertidur pulas, tiba-tiba seorang cowok datang dan membangunkannya.
“Bangun!”
“...”
“Woi bangun!” ucapnya kasar yang membuat Kyra terbangun dengan mata masih mengantuk.
“Kamu... Siapa?” tanya Kyra tak tahu.
“Mulai sekarang lo jadi pacar gue!” tegasnya yang membuat Kyra terkejut bukan main saat mendengarnya, “gue kalah dalam perkelahian, dan sebagai gantinya musuh gue minta gue untuk pacaran sama lo.”
Kyra yang mengira kehidupannya akan baik-baik saja setelah tidur siang ternyata salah besar. Masalah besar akan segera datang menghampirinya perlahan.
***