Revan kembali saat hampir fajar. Ia membuka pintu kamar Kania dan melihat Yuna juga telah tidur di sampingnya dengan memeluknya. Ia membuka pintu perlahan lebih lebar kemudian memasuki kamar. Dipandangnya wajah dua wanita yang kini menjadi prioritas utama dalam hidupnya di bawah sinar lampu meja tamaram. Ia menarik kursi dan duduk di samping ranjang dengan menatap keduanya dalam diam. Mungkin inilah kesempatan satu-satunya memandangi wajah ayu keduanya. Ia terus berdiam diri hampir selama satu jam. Dan saat terdengar adzan berkumandang, ia segera bangkit dari duduknya dan keluar kamar. Tanpa Revan ketahui, Yuna membuka mata kala ia telah menutup pintu. Yuna menegakkan punggungnya dan menatap kursi yang kini telah kosong. Kemudian menatap Kania yang masih terlelap. Ia menyandarkan punggu