81. Balas Dendam

2409 Words

Aku terbangun saat mendengar sayup-sayup adzan subuh. Mataku mengerjap, mencoba mengumpulkan kesadaran. Kuulangi berkali-kali karena mataku terasa sangat berat. Dingin sekali. Itulah yang pertama kali kurasakan begitu mataku terbuka sepenuhnya. Aku langsung menarik selimut erat-erat, diikuti rasa nyeri di sekujur tubuh. Tidak hanya nyeri, aku merasa badanku juga sangat lemas. Bergerak sedikit saja rasanya sulit. Aku agak kaget karena efeknya sampai seperti ini. Aku menatap samping, Mas Kian tidak ada. Kamar mandi juga hening, artinya dia tidak di sana. Lalu ke mana dia? Aku menatap ventilasi yang ada di atas jendela, langit di luar masih sangat gelap. Wajar, waktu subuh bahkan baru saja tiba. Jam dinding juga masih menunjukkan pukul setengah lima kurang beberapa menit. “Ya ampun, din

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD