“Bunda beneran enggak mau nginep, apa?” tanyaku saat Bunda akhirnya pamit setelah seharian berkunjung ke rumahku. Ayah tidak ikut serta karena beliau ada acara bersama teman. “Lain kali aja, Fi. Ayahmu udah di jalan pulang. Bunda udah janji mau masak buat dia. Dia lagi kangen oseng cuminya Bunda.” “Aku juga kangen, ih, Bun!” “Makanya lain kali main ke rumah Bunda. Bunda masakin yang banyak. Kian kan juga suka.” “Nunggu memungkinkan dulu, ya, Bund. Ini aja masih kerepotan.” Bunda tersenyum. “Iya, Bunda paham banget. Kapan pun Bunda tunggu. Salamin buat Kian, ya, Bunda pulang dulu.” “Iya, nanti kalau Mas Kian udah bangun, aku sampaiin. Bunda hati-hati, ya!” “Iya.” “Eh, itu gocar-nya udah datang, Bund.” “Oh iya. Ya udah, Bunda ke sana sekarang.” “Oke.” Aku dan Bunda saling memeluk