45. Malam yang pekat

1820 Words

Perlahan aku membuka kedua mataku. Saat ini aku masih berada di dekapan orang itu. Dan aku dibawanya terbang ke arah lapangan kerajaan. "Ariamba ...." sapaku, dia menatap padaku dengan lembut, lalu ia turun ke atas tanah. "Maaf, Permaisuri saya telah lancang karena memeluk anda." Dia perlahan menurunkanku dengan sangat hati-hati. "Kenapa Permaisuri jatuh?" Aku tidak tahu harus menjawab apa, tidak mungkin aku katakan padanya. Bahwa aku tidak mau dimadu. "Kalau Permaisuri masih tidak bisa hamil. Tentu saja Baginda Raja harus mencari selir. Ini bukan semata-mata karena kami jahat. Tapi karena demi keamanan kerajaan kami." "Tapi itu menyakitkan, kamu tahu sendiri kalau aku masih sekolah. Mana bisa aku hamil!" "Saya sangat mengerti, Permaisuri. Tapi ini memang harus dilakukan, permaisuri

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD