72. Harapan

1355 Words

Arjuna masih saja terdiam, ia sungguh tidak menyangka kalau Aleta akan menciumnya. Tatapan mereka masih bertemu, dan Aleta yang pertamakali menarik wajahnya dan mengalihkan tatapannya ke arah lain. Arjuna berdeham dan mengusap tengkuknya. "Sa-saya mau ke kafe? kamu mau ikut?" Aleta mengerjap, beruntung lelaki itu tidak membahas kelancangannya. "Eh, iya. Ba-baiklah, aku ikut." "Aku tidak memaksamu, aku hanya menawarkan saja." "Dan aku tidak merasa sedang kamu paksa," Arjuna menyebalkan, seharusnya lelaki itu tidak perlu mengatakan sebuah penawaran. Kalau ia benar-benar gentle. Ajak saja Aleta pergi, atau pegang saja tangan Aleta tanpa perlu berbasa-basi. Dasar laki-laki tidak peka! Arjuna terlihat mengulum senyumnya. Perlahan tangannya terulur, kemudian menggenggam tangannya Aleta. "

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD