"Wow, aku cemburu, nih!" Leo dan Naya menoleh ke arah suara. Seorang perempuan cantik menyapa mereka. Dia berdiri mengenakan jaket denim, kemeja polos biru dan celana kulit berwarna hitam. Dengan rambut yang disanggul rapi dan tangan memegang minuman boba. "Livia!" Naya segera mendekat dan memeluk Livia. Ini memang bukan pertama mereka bertemu, tapi rasanya, mereka sudah terlalu akrab sampai membuat Leo geleng-geleng kepala. Naya bahkan tidak seheboh itu saat melihat dirinya. "Kalian makin akrab aja," sindir Leo. "Iya, dong. Aku ini, tim sukses Naya, lho." "Dia calon kakak iparmu, lho. Kok, cuma manggil Naya? Nggak sopan, tauk!" "Naya bilang, aku bisa manggil nama saja, kok. Lagipula kami memang sudah clop ini. Sagi dan Capri itu pesonanya nggak main-main, lho." "Iya, dah." Leo m

