Hari kedua setelah menikah. Naya bangun pagi dengan semangat menggebu, penuh tekad dan niat mulia. Hari ini, dia akan masak sarapan buat suaminya sendiri. Setelah selama ini Leo yang selalu sibuk nyiapin kopi dan roti sambil sok kalem, sekarang giliran dia unjuk gigi. Harusnya sih gampang—telur dadar, nasi goreng, atau setidaknya… mi instan yang proper. Masalahnya, dapur Leo terlihat terlalu… terlalu bersih. Semua sendok tersusun sesuai ukuran, botol bumbu berlabel rapi, dan wajan mengilap seperti baru di-display. Naya melongo sesaat. "Virgo beneran ini orang…” Naya nggak gentar. Dasi dikencangkan (eh, apron maksudnya), rambut dicepol, dan wajah penuh tekad. "Tenang, Nay. Kamu bisa. Leo bukan satu-satunya yang bisa masak nasi.” Setengah jam kemudian… Asap tipis mulai merayap ke lan

