“Kak Elvir, makasih banyak ya udah datang ke rumah. Yaya jadi nggak enak nih, jadi ngerepotin Kak Elvir,” ungkap Yaya mengulum senyum hangatnya. Selepas Yaya dan Elvir sarapan, mereka bergegas berangkat. Dan, kini sudah berada di dalam mobil. “Santai saja Yaya, saya aja malah bersyukur nih gantiin tugasnya Pasha jadi bisa tahu rumah kamu, dan yang paling utama bisa ketemu kamu lagi tanpa ada orang yang menyebalkan itu,” balas Elvir dengan santainya. Yaya hanya tersenyum getir, dan malas mendengar nama Pasha. “Oh, iya, kita langsung ke tempat kamu magang, ‘kan? Perusahaan Om Emir?” tanya Elvir lupa bertanya, malah sudah main jalan saja mengemudikan mobilnya. “Eh, Yaya nggak ke sana Kak. Kalau boleh antar Yaya ke sekolah saja,” pinta Yaya, ia pun juga baru teringat. Pria itu lantas saj