Menciptakan Jarak.

1129 Words

Malam turun perlahan di atas kota. Angin tak terlalu kencang, tapi cukup membawa aroma embun yang mulai menyentuh tanah. Di dalam bangunan besar yang lebih pantas disebut istana daripada rumah, keheningan terasa seperti merayap ke tiap sudut ruangan, masuk perlahan, seolah takut membangunkan dunia yang sedang tertidur. Setelah mandi air dingin yang semestinya menenangkan, Hannan berdiri di depan cermin dalam diam. Setetes demi setetes air masih menuruni kulitnya, menandai lekuk pundak dan d**a bidang yang mulai menghangat lagi meski suhu air barusan cukup menggigit. Handuk melilit pinggang, sementara rambutnya masih basah, meneteskan sisa-sisa dingin ke leher dan punggung. Wajah tampan itu terpantul jelas di cermin besar yang menggantung di dinding. Namun, bukan refleksi tersebut yang Ha

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD