Bertemu Lagi

2259 Words
Di dalam sebuah kamar yang lumayan luas. Dengan warna dominan biru langit. Kamar yang terlihat rapi, bahkan bersih. Seorang wanita baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Dengan sambil mengeringkan rambut. Ia berjalan menuju meja rias nya. Veranda. Dokter muda yang memiliki paras cantik bak seorang bidadari. Bisa membius semua orang yang melihatnya. Kesan pertama saat melihat nya, kamu akan lupa berkedip untuk beberapa detik. Setelah selesai merapikan diri, Ve melangkah keluar dari kamar. Berjalan menuruni tangga dengan anggun. "Ve " panggil Sandra dari ruangan santai. Ve pun berjalan mendekat pada Sandra. Ada seorang pria dewasa duduk di samping Sandra. "Iya, Ma " jawab Veranda duduk si sofa single di samping sang Mama. "Emm.. ada yang mau Mama dan Papa bicara kan sama kamu " ujar sandra pada Ve. Dia sempat melirik suaminya sendiri. "Apa ?" Tanya Veranda dengan kernyitan bingung di dahi nya. "Mama dan Papa, mau menjodohkan kamu sama anaknnya sahabat Papa " ujar Sandra. Diam. Ve masih mencerna ucapan sandra. Matanya menatap lurus pada sang mama lalu berganti pada sang papa. "Kalian bercanda ?' Tanya Veranda berkata lirih. Dia berharap kalau kedua orang tuanya sedang bergurau. "Ma, Pa, kalian tau kan kalau Ve punya... " "Keenan ? "Saut Sang Papa dengan nada tidak suka. Veranda yang sudah biasa mendengar nada itu mengangguk. "Kamu tau kan, kalau papa gak suka kamu berhubungan sama dia " ucap sang papa dengan nada meremeh kan. "Papa, aku gak bisa, aku udah dewasa, aku bisa nyari pendamping sendiri. Ini bukan lagi jaman siti nurbaya. ' jawab Veranda tidak terima. "Selama ini Papa dan Mama gak pernah nuntut apa - apa dari kamu, tapi kali ini papa hanya minta satu ini. Hanya satu, yaitu kamu menerima perjodohan ini ' ujar Tumiharja dengan suara yang melemah dan begitu memohon. "Dia anak dari sahabat papa, papa hutang budi sama ayah nya bahkan papa juga hutang nyawa sama dia, jadi kali ini Papa mohon sama kamu " lanjutnya menatap begitu memohon pada sang anak. Ve hanya bisa terdiam. Dia tidak menyangka kalau sang papa begitu memohon dan terlihat seperti putus asa. Tanpa sepatah kata pun, Ve bangun dan berlari ke lantai dua. Pilihan sulit. **** Keesokka pagi nya, Veranda keluar dari kamar dengan wajah tidak ada gairah. Dia berjalan menuruni tangga. Permintaan orang tuanya membuatnya tidak bisa tidur semalaman. Memikirkan nya membuat Ve pusing mendadak. Di ruang makan sudah ada papa dan mama nya yang sudah duduk sedang sarapan. "Pagi Ma, Pa " sapanya dengan nada lemah. Lalu duduk di sebarang mamanya. "Pagi sayang " jawab sang mama tersenyum pada Veranda. "Kamu masih ingat almarhum Om Putra kan ? " tanya Tumiharja pada Veranda saat ia sedang menyuapkan nasi kedalam mulutnya. "Iya " jawab nya malas. "Om Putra memiliki seorang anak laki - laki. Namanya Keynal. Kalau gak salah kalian pernah satu SMA dulu, kamu kenal kan ?' Lanjutnya lagi melirik ekspresi Veranda. Ve yang mendengarnya, menghentikan kegiatan nya. Dia terlihat sedang mengingat. Sampai... Ting.. Sendok dan garpu yang Ve pegang sedikit bersentakkan dengan piring. Membuat keduanya menoleh. 'Papa mau menjodohkan ku dengan dia ? " Tumiharja mengangguk. "Pa, Ma, kalian tau siapa dia ? Seperti apa dia ? Papa mau menjodoh kan ku dengan pria brengsek kayak dia ?" "Jaga bicara kamu Ve " "Pa, Ve tau gimana pria itu, dia gak lebih baik dari sampah " "VE !" bentak sang papa saat Veranda berkata tidak baik. "Nanti malam dia dan keluarganya akan datang untuk melamar kamu " ujar Tumiharja dengan nada dingin. Terdengar tidak ingin di bantah. Veranda yang mendengar itu, mendadak meradang. Emosi yanh sedari tadi di tahan nya hilang sudah. "Kalian egois " ucap Veranda. Lalu bangun dari duduknya. Mengambli blazer putih nya lalu pergi begitu saja. Kedua orang tuanya hanya bisa menghela nafas beratnya. Melihat Ve yang begitu keras menolak perjodohan itu. ¤¤¤¤ Keynal PoV Aku berharap semalam aku salah dengar saat nyokap nyebutin nama perempuan yang akan di jodohkan dengan ku. Tapi semua sirna saat Bunda kembali menyebut nama itu. Dan itu sukses membuat ku gak bisa tidur semalaman. Andai bukan dia, pasti aku akan biasa aja. Santai, tidak ada masalah. Tapi ini ?... Ve.. Veranda... Jessie Veranda Tumiharja. Tamat lah aku.. Bahkan dalam mimpi pun aku tidak berani untuk menikah dengan nya. Ya Allah... Dia gadis terbaik yang pernah ada. Dan sekarang mau di nikah kan sama aku ? Great !.. "Nal.. Key.. Keynal.. woy.. woyy " "Apa ?" Tanya ku pada orang yang telah menyadarkan semua kegelisahan. "Loe bisa diem gak sih, ? Gue pusing ngeliat loe, bolak balik kayak strikaan " ujarnya melirik ku dengan malas. "Farish, sepupu loe ini lagi dalam masalah besar, ini gawat Rish.. gawat banget " ujar ku duduk di depan meja kebesaran nya. "Lebay loe, seharus nya loe bersyukur tau gak, menikah sama perempuan baik kayak Veranda " "Nah itu.. itu dia masalah nya " ujar ku dengan antusias. "Gue ngerasa gak pantes buat dia, " ujar ku lemah. Benar, Ve bisa dapetin yang lebih baik dari aku. Veranda.. Dia dulu satu sekolah dengan ku. Kami tidak pernah dekat. Bahkan mengobrol aja tidak pernah. Princes nya SMA Mulia. Semua laki - laki jatuh hati padanya. Termasuk aku. Tapi.. aku tidak pernah mencoba mendekatinya sejak dulu. Tepat nya tidak berani mendekati perempuan sebaik dia. Hanya bisa memandanginya dari jauh. Dia nyaris sempurna. Dia pintar, baik, sopan, cantik dan berhati bak malaikat. Ya Allah... Siapa yang tega menyakiti nya.? Dia berbanding terbalik dengan ku. Reputasi ku yang buruk, membuat ku tidak berani mendekati nya. Semua orang tau siapa seorang Keynal. "Apa yang loe khawatirin sih ?' Aku menoleh lemah pada Farish sepupu, sahabat, kakak, sekaligus pacar mungkin. Farish selalu ada buat gue, apa lagi setelah bokap meninggal. "Gue takut nyakitin dia, takut dia gak bahagia sama gue, gue... gue gak tau harus memperlakukan dia gimana ?" Ujar ku lemah. Iya.. Aku takut tanpa aku sadari aku menyakiti nya. Aku yakin, dia pasti tau bagaimana aku. "Keynal, loe gak ada yang perlu loe takutin selama loe jadi suami yang baik dan selalu memperlakukan dia dengan baik " ujar Farish. "Dan yang pasti loe harus berubah, tinggalin kebiasaan loe yang suka ONS itu. " sambungnya membuat ku lagi - lagi mendesah lemah. Kalian harus tau, aku adalah pria paling jahanam yang pernah ada. Hampir tiap malam, saat aku lelah aku selalu mencari wanita untuk memuaskan junior ku. Dan itu juga ketakutan ku. Ya Tuhan... Bagaimana aku harus bersikap sekarang. ? "Key..... " "Hm ?" Gumam ku menoleh lirih padanya yang memanggil ku. "Loe takut banget ya ?" Tanya nya pada ku. Aku mendelik padanya, emangnya dia gak liat apa, aku sudah seperti cacing kepanasan sejak pagi tadi. Uring - uringan gak jelas. "Menurut loe " sinis ku pada nya. Faris terkekeh mendengar jawaban ku. "Hahaa.. Keynal.loe tenang aja, seiring berjalan nya waktu, kalau loe emang niat jadi yang terbaik buat Veranda, loe pasti bisa. Kalau loe emang niat gak mau nyakitin dia, maka loe jaga perasaan dia, " pertuah nya padaku. Dan aku hanya diam, menatap ke arah dinding kaca yang tembus keluar. Memperlihatkan pemandangan gedung tinggi dan juga langit pagi menuju siang ibu kota. "Bunda tega banget sama gue " gumam ku putus asa. "Justru Bunda sayang banget sama loe, makanya dia ngejodohin loe sama Ve " balas nya pada ku. "Huft... " aku hanya bisa menghela napas ku. Kembali aku harus memikirkan, apa yang harus aku lakukam jika aku benar - benar menikah dengan nya. Aku sama sekali tidak menyangka akan menikah dengan nya. Bahkan bermimpi pun aku tidak berani. "Nanti malam Bunda akan ngelamar ke orang tua nya" ujar ku masih memandang keluar. "Bagus, gue bakal temenin kok " aku hanya mengangguk mendengar jawaban nya. Bagaimana nanti aku harus memperlakukan nya ? Dan pria seperti apa yang dia ingin kan ? Yang jelas sih bukan seperti ku. Pasti dia akan berfikir 1000 kali untuk menerima ku. Eh.. Menerima ? Apa Ve tau kalau dia akan menikah dengan ku ? Huft.... Biarlah, kali ini aku serahkan semuanya pada Allah. Semoga ini yang terbaik. *** Di salah satu Rumah sakit swasta yang ada di ibu kota. Dengan gedung yang tinggi, dan juga sangat luas. Veranda terlihat keluar dari ruang rawat inap salah satu pasien nya. Berjalan dengan wajah lelah, Sesekali tersenyum sambil mengangguk membalas sapaan Suster atau dokter yang kebetulan berpas - pasan dengan nya. Ve berjalan menyusuri koridor rumah sakit, khusus ruangan dokter. Lalu berhenti di depan pintu rumah sakit. Dengan papan naman Dr. Shania Junianatha. Ve mengetuk pintu tersebut. Setelah mendapat sautan dari dalam Ve membuka pintu putih itu. Ia melangkah kan kainya kedalam. Di balik meja, Seorang wanita cantik, tinggi serta memakai kacamata. "Hai.. " sapa nya saat melihat Ve masuk. Senyumnya sangat manis, ia memiliki smile eyes. "Hai.. sibuk ?" Balas Ve sambil duduk di depan meja Shania. " ada apa ?" Tanya Shania setelah menggeleng. "Huft.. " Veranda menghela nafas berat nya. Dia terlihat seperti sedang menimang sebentar. Menatap Shania cukup lama. Lalu kembali menghela nafas beratnya. "Aku mau di jodohin " ujar Ve akhirnya. "Oh." Hanya itu ucapan Shania saat mendengar ucapan Ve. Tapi, itu hanya sebentar sampai Shania mengerutkan dahi nya sambil memicing matanya pada Ve. "Kamu bilang apa tadi ?" Tanya Shania memastikan pad Ve. Pasalnya dia tadi gagal fokus. "Ck.. " Ve hanya mendengus mendengar ucapan Shania. "Kamu mau di jodohin ? Serius ?' Tanya Shania masih belum percaya. Tapi Ve mengangguk pasrah. "Sama siapa ? Keenan gimana ? Loe putus sama dia ?"tanya Shania bertubi - tubi. Lagi ia harus menghela nafas kasarnya. "Aku sama Keenan baik - baik saja, tapi gak tau besok gimana " ujar Veranda terlihat sangat lemah. "Emang mau di jodohin sama siapa ?' Tanya Shania lagi. Kini Ve mengiggit bibir bawah nya. Ada ragu dalam dirinya sekaligus kesal setngah mati. "Keynal. Devin Keynal putra " jawab Veranda terlihat terbata. Bahkan lidah nya terasa asing dengan Ve. "Keynal ? Sia.. " "Si pria mesum SMA mulia, juga trouble maker sekolah kita ' potong Veranda memberi gambaran. Dengan perlahan, kernyitan si dahi Shania menghilang. Dia menghela nafas lega nya. "Kamu gak mau ?' Tanya Shania pada Veranda. Ve menggeleng. "Yaudah tolak aja ' sambung Shania enteng. "Gak bisa, papa terlihat sangat mengahrapkan supaya aku mau ' ujar Veranda lemes. "Kalau pria itu bukan dia, mungkin aku akan mempertimbangkan, tapi ini ? " "Belum seminggu, mungkin aku udah melayangkan surat cerai padanya " lanjut veranda lagi. Shania memandangi Veranda yang terlihat putus asa. "Kok felling ku beda ya Ve " ujar Shania melirik apda Ve. Ve menatap heran akan jawaban Shania. "Aku merasa dia akan jadi suami yang baik " lanjut Shania pada Ve. Dan hanya di tanggapi oleh cibiran Veranda. "Ve kita tau jelas siapa Keynal " ujar Veranda datar pada Shania. Shania hanya memicing matanya pada sahabatnya itu. "Trus gimana dengan Keenan ?' Tanya Shania. Dan Ve hanya bisa menghela nafas berat nya. Fikiran nya buntu sekarang. "Entah lah " ¤¤¤ "Om Keynal " seru suara riang seorang anak kecil pada Keynal yang baru saja memasuki sebuah kamar raewat inap. "Hai .. Feni " sapa Keynal pada seorang anak kecil yang berumur empat tahun itu. "Hai teh " sapanya pada seorang wanita cantik yang duduk di tepi ranjang gadis kecil itu. "Sendiri ? " tanya wanita itu pada Keynal setelah membalas sapaan Keynal dengan senyum dan anggukan. "Iya teh, soalnya mas Dyo masih meeting. Tadi kebetulan lewat terua mampir deh " ujar Keynal berdiri di dekat gadis kecil itu. "Hei princes.. gimana ? Udah sehat ?" Tanya Keynal terseyum manis pada Feni gadis Kecil yang terlihat ceria. "Udah dong, kata dokter bidadari besok aku udah boleh pulang dong.. " ujarnya bangga. Keynal hanya tersenyum senang. "Alhamdullillah kalau gitu, jangan main hujan lagi, nanti demam lagi lho " ujar Keynal pada Feni. "Siap bos !" Ucap Feni sembari hormat pada Keynal. Membuat Keynal dan seorang wanita cantik tertawa. "Teh Melo dapat salam dari Bunda, katanya teteh di suruh hubungi Bunda nanti " ujar Keynal pada wanita cantik itu. "Udah kok, tadi Bunda udah telfon teteh, " jawab nya tersenyum pada Keynal. "Selamat ya, teteh seneng dengar kamu mau serius juga akhirnya, gak main - main lagi " Keynal hanya menggaruk tengkuknya salah tingkah. Melody adalah kakak sepupu ipar Keynal, istri dari Dyo kakak sepupu nya Keynal. Cklek Pintu terbuka dari luar, membuat mereka menoleh ke belakang. Gluk. ! Keynal menelan ludah nya dengan susah payah. Dia... Batin nya melihat Veranda masuk dengan senyum yang mengembang. Senyum itu sempat pudar saat melihat Keynal di sana. Tapi dengan cepat dia menguasai dirinya. "Dokter bidadari " seru Feni dengan semangat empat delapan. Keynal langsung berbalik ke arah Feni. "Hai... wahh. Kamu keliatan sudah sehat banget sekarang " ujar Ve kini sudah berdiri di samping Keynal. "Iya dong, Feni kan mau pulang, trus main sama Ruli, " jawab gadis kecil itu. Keynal hanya diam, tubuhnya menegang mendadak. Bahkan terlihat kaku. Jantungnya berdebar cepat. Sesekali dia mencuri lirik pada Veranda. Oh god ! Doi makin cantik aja.. Ya Allah.. Dia gak terlalu berubah, masih ngebuat gue mati kutu . Batin Keynal dalam hati. Keynal hanya sibuk mengagumi sosok Ve yang tidak pernah lagi di lihat nya sejak lulus SMA. Dia hanya mendengar kabar burung saja tentang Ve. Dan sekarang, dia kembali di pertemukan lagi dengan Ve. Dan dia masih merasakan kalau jantung nya bersebar semakin cepat. Ve mengobrol dengan Melody juga Feni setelah mengechek kondisi Feni yang semakin membaik. Sesekali dia mencuri lirik pada pria yang di rasa tidak asing di matanya itu. Masih menerka akan laki - laki di samping nya itu. "Emm.. teh, aku pamit dulu ya, harus balik ke kantor " ujar Keynal saat dia telah menguasai dirinya dari rasa gugup nya sejak tadi Ve masuk. "Eh.. iya Nal.. hati - hati " jawab Melody menghentikan sejenak obrolan nya dengan Veranda. "Om balik dulu ya, kamu cepat pulang, eyang kangen tuh " ujar Keynal mengusap kepala Feni. "Iya, Feni juga kangen sama eyang " jawab Feni. Lalu mengecup pipi Keynal. Dan dia pun pamit pada Ve juga lalu keluar. "Huft " Keynal menghela nafas leganya saat dia sudah di luar. Dan sempat mengintip ke dalam lagi. "Sial.. masih aja nih jantung gak bisa di ajak kompromi " decak nya. Tapi selanjutnya dia tersenyum senang. Dengan langkah ringan dia bergegas pergi dari sana. Sebelum ia bertemu lagi dengan si penyebab jantungnya berdetak tida wajar. Bersambung...........
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD