"Ah pinggangku." Barbara mengeluh kesakitan saat tubuhnya terasa rontok. Untuk pertama kalinya setelah menyandang Nyonya Aarav, dia kembali berolahraga berat. Keringat bercucuran di tubuhnya. Barbara mengerakkan tubuhnya untuk meluruskan tulang-tulang yang tadi sempat di olahraga kan. Lumayan menyakitkan tapi tidak masalah, setidaknya rasa bosan bisa dia hindari. "Permisi Nyonya." Barbara memutar tubuh, di sana berdiri Gita yang beberapa hari ini slalu menemaninya. "Kenapa?" "Tuan Aarav menunggu anda di kamar." "Ada apa?" "Saya kurang tahu." "Bilang padanya aku akan mendatanginya." Gina menganggukkan kepala lalu pamit pergi. Gina menatap Barbara sebentar, sebelum tersenyum menyeringai. Jangan salahkan dia jika apa yang terjadi pada wanita itu akan mengalami hal yang sama. Gi