"Maaf, Mas. Saya gak sengaja." Untuk sesaat aku terpaku. Gadis di depanku gemetar ketakutan dengan kepala yang terus menunduk. Jilbab yang ia kenakan pun sudah tak beraturan hingga sebagian anak rambut mengintip keluar. Penampakan gadis ini benar-benar kacau. Rasa kesal yang tadi sempat singgah kini berubah menjadi rasa iba. Sepertinya, gadis ini sedang berada dalam kesulitan. "Kamu kenapa ketakutan begitu? Dan ... kenapa malam-malam begini berkeliaran di luar?" tanyaku sambil terus memperhatikan gelagatnya. "S-saya--" "Itu dia! Hei, jangan lari!" Suara teriakan beberapa orang pria terdengar makin mendekat. Gadis di depanku tersentak dan gegas bersembunyi di belakang tubuhku. Aku makin merasa janggal. Sepertinya memang ada yang tidak beres pada gadis ini. "T-tolong saya, Mas. Mereka

