Menghajarnya di Ranjang

1412 Words
Ivan menjatuhkan tubuh Sinta ke atas ranjang, Adik kecilnya di buat mengeras oleh erangan Sinta. Ivan lalu menindih tubuh Sinta di bawah kungkungannya, ia menurunkan Daster tanpa bra milik Sinta, sehingga memperlihatkan langsung kedua gunung kembar Sinta. Awalnya Sinta tampak malu saat Ivan memandangi kedua bukitnya lekat-lekat, Biji kopi yang berwarna kecoklatan membuat Ivan menelan salivanya, ia kembali di buat memanas oleh Sinta. Adik kecilnya di bawah sana semakin mengeras dan memberontak. " Sin, aku menginginkanmu. Jadilah milikku " Ucap Ivan, dengan suara beratnya. Namun Sinta hanya terdiam tak berdaya. " Kalau kamu ngga mau , kamu bisa menolakku. Tapi kalau kamu mau, jangan hentikan aku " Ucap Ivan sekali lagi, sebelum kembali mencumbui Sinta. Melihat Sinta masih tetap diam, Ivan pun kini beraksi. Ia mulai melumat bibir sexy Sinta, dirinya tak mau lagi menahan gairahnya. Karena tak ada penolakan dari Sinta, ia tersenyum dan melanjutkan aksinya. Bibirnya turun menuju ke Leher Sinta dan membuat tanda merah kepemilikan disana. " Ahhhhh....Ahhhhh " Sinta merintih kenikmatan. Kedua tangan Ivan lalu menyentuh benda kenyal milik Sinta, sesekali melintirr biji kopinya. " Aaahhh, pakkkkk " Eluh Sinta, mendapat getaran yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Bibir Ivan semakin menjelajah turun, dan kembali membuat tanda merah di d**a Sinta. Tak mau menunggu lama lagi, ia menanamkan bibirnya ke biji kopi Sinta yang menegang. " Ehmmmm, " Ivan bermain lidah di Biji yang mirip dengan choco cips milik Sinta, sesekali ia menggigit ringan Benda kecoklatan itu hingga membuat pemiliknya menggelinjang. " Ahhh, pakk ini enak banget... Ahhhhh, aahhhhhh " Sinta di buat belingsatan merasakan sapuan lidah Ivan yang membuat gairahnya terbakar. Ia menekan kepala Ivan agar semakin dalam hisapan pada Biji kopi-nya. Ivan tersenyum puas melihatnya, gairahnya semakin memuncak. Lidahnya kembali bermain di gunung kembar sebelah kirinya. Biji kopi Sinta yang tegang dan menantang, membuat Aris ingin segera melahapnya. Ivan kembali memutar-mutar lidahnya di P*t*ng Sinta dengan penuh gairah. " Aaahhhh, aaahhhh, enakk banget pak... Gigit disitu pakk yang kencang... Gigit sajaaa " Pinta Sinta penuh kenikmatan. Dirinya tak menyangka akan merasakan apa yang ada di Film biru, yang selama ini ia lihat. Rupanya ini benar- benar nikmat. Mendengar itu, Ivan tak segan dan segera memenuhi keinginan Sinta. Pria itu terus melintir p*t*ng Sinta menggunakan lidahnya yang kasar. Sinta dibuat belingsatan merasakan hangat sapuan lidah Ivan yang menggairahkan. " Aahhh yaa pakkk, begituuu enak bangett... Hisap yang dalam, gigit yang kencang pak " Eluh Sinta, memohon sambil memeluk erat kepala Ivan. Tangan Ivan semakin turun menuju ke benda berharga Sinta, ia merasakan basah di dalam benda tersebut. Sementara itu, Kedua biji kopi Sinta terlihat bengkak setelah di hisap dan digigit oleh Ivan. Perlahan Ivan melucuti daster Sinta, hingga membuat tubuhnya kini bisa ia lihat secara inci. Hanya ada kain segitiga yang menutupi bagian benda berharga Sinta , saat ini. Ivan membuka lebar kaki Sinta, memerhatikan paha mulusnya. B*k*ng Sinta yang benar-benar padat kini bisa di lihat secara langsung oleh-nya. Aris lalu merobek kain segitiga Sinta lalu kembali membuka lebar kaki-nya. Netranya menatap liang hangat Sinta yang berwarna pink segar, melihat itu Ivan tersenyum. Rasanya tak mau menunggu lama lagi, Ivan menenggelamkan kepalanya ke bagian sensitif tersebut. Ivan bergantian menyapu bagian bibir bawah Sinta secara pelan. " Aahhh, apa ini pak? Kenapa enak sekali " Rintih Sinta merasakan hangatt sapuan lidah kasar Ivan. " Kamu sudah basah sayang " Ujar Ivan penuh gairah, ia menghisap cairan kenikmatan yang kelura di Area sensitif tersebut. " Aahhhhhhh, pak " Sinta kembali dibuat semakin menggila oleh Ivan. Tubuhnya menggelinjang, pinggulnya sedikit melengkung. Dadanya yang membusung tak di biarkan begitu saja oleh Ivan. kedua Tangannya meremas dan memilin bukit kembar Sinta. " Aahhhhhh, aahh.... " Sinta menggila, merasakan double kenikmatan. " Panggil namakuu sayang! " Ujar Ivan penuh gairah, suaranya begitu lembut di telinga, lidahnya kembali bermain di area inti milik Ivan. " Aahhhh, masss Ivan enak bangett! " Sinta secara otomatis menggoyangkan pinggulnyaa, merasakan nikmat yang luar biasa. Ivan tersenyum puas, mendengar panggilan Sinta padanya. Ia perlahan menusuk-nusuk liang hangat Sinta menggunakan lidahnya, akibatnya membuat Sinta mengerang menggila. " Ahhhhhh, maasssss kamuu nakal, aaaahhhh stop mas! " Ivan semakin semangat menusuk nusuk benda itu dengan lidah kasarnya, saat mendengar Sinta menyebut namanya dengan sensual. Tak lama, Ivan lalu melepas kaos dan celana pendek miliknya, ia melemparnya ke sembarang tempat. Tangannya menuntun Sinta agar segera bangun, sementara Ivan bergantian berbaring di ranjang. Sinta yang terbiasa menonton film pun paham dengan maksud Ivan, Adik kecilnya yang sudah menegakk kini di pegang oleh Sinta. Ivan mendongakk merasakan hangat sentuhan Sinta. " Ayo sayang! " Sinta paham akan maksud Ivan, ia pun ingin membalas perlakuan nikmat Ivan padanya. Perlahan Sinta menggenggam Apollo milik Ivan dengan tangan mungilnya, ia ingin membuat Ivan sama-sama merasakan nikmat seperti dirinya. Perlahan Sinta menjilati pucuk Apollo milik Ivan, dengan ujung Lidahnya seperti memakan es krim. " Shhhhh, yaa terus begitu sayang... " Desah Ivan penuh nikmat. Sinta teruss memainkan Lidahnya di Pucuk apollo tersebut meski terlihat kaku. " Masukin sayang! " Rintih Ivan merasakan kehangatan. Sinta merasa senang karena Ivan tampak menikmati permainannya, ia terus bermain lidahnya di pucuk Apollo hingga membuat Ivan geram. " Ahhhh, ashh kamu nakal.. Cepat masukin sayang " Lenguh Ivan meminta, ia sudah tak tahan ingin merasakan sapuan didalam mulut Sinta. Sinta pun memberanikan diri memasukkan Apollo berukuran besar itu ke dalam mulutnya, ia merasakan sesak di mulutnya karena ukuran yang cukup besar. Pelan-pelan Sinta memaju mundurkan kepalanya, memainkan lidahnya di dalam. Ia mempraktekkan apa yang selama ini ia lihat di dalam film. " Shitttt, mulutmu sempit banget sayanggg , aaaaahh " Ivan terus mendesis kenikmatan sambil meremas dan melintir p****g Sinta. Ivan menuntun tubuh Sinta, agar tubuh bagian bawah Sinta berada tepat di depan wajahnya. Sinta pun menurut, dan membuat Ivan kembali bermain lidahh di bagian inti Sinta. Mereka saling melumat bagian inti mereka masing-masing. " Apa ini yang namanya 69? " Gumam Sinta dalam hati, ia tak lagi memedulikan siapa pria yang kini sedang b******u dengannya. Sinta tak sanggup untuk mendesah karena mulutnya penuh dengan Dede Loli milik Ivan, yang berukuran cukup besar. Setelah puass melakukan percumbuan yang panas, Ivan lanjut melumat Liang hangat Sinta dengan penuh gairah. " Aaahhhhh, mas Ivan aku mau pipis! " Rintih Sinta yang akan segera mencapai puncakk, ia menggoyangkan pinggulnyaa kenikmatan. " Keluarkan saja sayang! " Ivan semakin bengis melintir kacang milik Sinta, hingga membuat Sinta menjambak rambut Ivan dan menghimpit kepala Ivan dengan kedua kakinya. " Aahhhhhhhhhhh..... Ahhhhh, aku ngga tahan lagii, aaaaaaaaaaahhhh!!!!" Kini Sinta akhirnya menuju puncaknyaa. Ivan tak segan menghisapp semua cairan hangatt di area inti milik Sinta. Ivan terus menghisap habis cairan kental hangat milik Sinta, hingga membuat Sinta kembali belingsatan. " Ahgg, aku ngga kuat masss... " Ujarnya meracau merasakan kenikmatan. Ivan lalu beranjak membenarkan rambut Sinta yang menjuntai, berantakan. " Aku masukin ya? " Katanya, dengan Wajah penuh dengan minat. Begitu pula Sinta, ia ingin merasakan yang lebih dari ini. Sinta mengangguk pelan, ia sudah terlanjur tergoda dengan pesona majikannya. " Kamu siap? " Tanya Ivan. Sinta hanya mengangguk pelan kepalanya, Ivan lalu mengecup kening Sinta sebelum memulai. Ia kembali membuat tanda merah di leher Sinta, sebagai tanda kempemilikan. " Kamu benar-benar enak, Mas! " Gumam Sinta, ia begitu merasakan nikmat luar biasa. " Kali ini akan lebih nikmat lagi sayang. Kamu akan segera merasakannya " Ivan tersenyum menyeringai. Pria itu bermain di gunung kembar lagi, ia menggigit p*t*ng Sinta secara bergantian. Menggugah kembali gairah Sinta. " Aahhhhh, masssss.... Gigittt disituu... Hisap terus masss, itu enakkk " Pinta Sinta memohon, meski p*t*ngnya sudah bengkak. Bagian bawahnya berkedut seolah ingin segera di jelajahi Apollo milik Ivan. Melihat wajah kenikmatan Sinta, Pria itu segera menempelkan Apollonya ke bibir bawah Sinta. " Aaahhhh, aaahh enak mas... Enak banget... Ahhh " Eluh Sinta, merasakan geli dibagian bawahnya, ia mengalungkan kedua tangannya ke Leher Ivan. Ivan terlebih dulu menggesek-gesekan Apollo besarnya di bibir bawah Sinta, lalu begantian menggesekkan ke bagian Kl*t*ris-nya. " Aahhhhh, mass kamu sangatt nakall... Ini enakk mas cepat masukin! " Sinta meracau, tak tahan dengan kelakuan Ivan yang hanya menggesek-gesekan Apolonya. Ivan tersenyum puas melihat wanitanya menggelinjang kenikamatan. " Memohonlah sayang, katakan dengan mesra " Ujar Ivan, terus menggesekkan miliknya. " Ahhhh, mass Ariss masukin milikmu. Aku ngga tahan... Cepat masukin " Pinta Sinta memohon, suaranya erotisnya membuat Gairah Ivan kian memuncak. " Sayangg, cepetannn.... Masukin... " Rengekan Sinta membuat Ivan, ingin segera menghajarnya di ranjang. " Bersiaplah sayang, aku akan membuatmu merasakan nikmat lebih dari ini " Tutur Ivan, sebelum menuntun Apollonya. Ia akan segera membuat Sinta menggelinjang di bawah kungkungannya. Bersambung....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD