Shella membuka kelopak matanya perlahan. Kepalanya menoleh kiri dan kanan. Mencari keberadaan kehidupan. Sepi, tidak ada siapapun. Tangannya tergerak, ia lupa Zahrul masih setia di sampingnya. Tidur dengan bertumpu pada salah satu tangan, dengan tangan yang satunya masih setia menggenggam erat tangan Shella. Shella mengelus lembut kepala Zahrul. Sedikit pelan, tak mau membuat Zahrul terbangun. Ia tahu, kekasihnya kurang istirahat karena kemarin pasti khawatir setengah mati karena ulahnya. “Maafin gue kak.” Zahrul, Satu-satunya laki-laki yang masih setia menetap dihati Shella hingga detik ini. Meskipun Adit pernah singgah, bukan berarti Zahrul lantas hilang. Karena pada kenyataannya hati kecil Shella masih menyisakkan sedikit ruang untuk laki-laki ini. Cinta sejatinya sedari SMA. “