“Mas Dhika ... masih sibukkah?” aku menyembulkan kepala di balik pintu ruang kerja Mas Dhika. Dia menoleh. “Gimana, sayang?” Aku masuk dengan langkah pelan karena perutku sudah sangat besar. HPL-ku tinggal beberapa hari lagi. Kondisi perutku juga sudah turun. “Mas lagi sibuk atau enggak?” “Enggak. Barusan cuma mindah file aja. Sekarang udah selesai” Ketika Mas Dhika hendak menarikku ke pangkuannya, aku menolak. “Aku berat, Mas.” “Enggak papa.” Kedua tangan Mas Dhika langsung melingkari perutku. Terlihat hampir penuh, padahal tangannya panjang karena dia tinggi. Perut buncitku memang lebih besar daripada ibu hamil pada umumnya. Bagaimanapun, aku hamil kembar. Sudah berbulan-bulan ini aku tidak pernah tidur nyenyak, tetapi aku berusaha menikmati setiap momennya. “Gimana hari ini? Ad