Back to Desya’s POV Peluru itu mengenai bahu dan perut bagian kanan Mas Dhika. Iya, Mas Dhika tertembak dua peluru sekaligus. Dia kehilangan banyak darah dan sampai saat ini masih tak sadarkan diri. Sejak tadi aku tidak bisa berhenti menangis sampai kepala terasa pusing sekali. Mama terus menenangkanku, tetapi usaha beliau sama sekali belum berhasil. Tangisku masih tak kunjung reda. Yang aku inginkan hanyalah Mas Dhika lekas sadar. Itu saja. Papa dan Mas Dipta masih di kantor polisi. Pelaku sudah tertangkap meski tadi sempat lari. Tidak ada korban tembak selanjutnya karena tembakan ketiga meleset. Untungnya, ada salah satu pekerja Mas Dhika yang berhasil melempari batu ke pelaku, jadi pelaku ambruk dan kekejiannya berhenti. Pistol dan alat bukti lain juga sudah diamankan. Pelaku adalah