Ruang meeting privat Hayes Enterprises dipenuhi ketegangan. Meja panjang berlapis kaca hitam mengkilap, layar besar di dinding sudah menyala dengan deretan data terenkripsi. Semua anggota divisi cyber hadir, duduk berderet dengan laptop masing-masing, jari mereka berhenti di atas keyboard.
Pintu terbuka dengan suara klik. Matteo Hayes melangkah masuk, diikuti oleh Liam yang membawa berkas. Semua kepala serentak menoleh. Ada aura dingin yang otomatis membuat ruangan itu hening.
Matteo melepas jasnya dan hanya mengenakan kemeja hitam yang lengannya digulung hingga menampilkan otot lengannya. Tatapan matanya tajam, seakan menembus layar monitor sekaligus menembus d@da setiap orang di ruangan itu.
“Terima kasih sudah datang dengan cepat,” suara Matteo dalam, berwibawa, tanpa basa-basi. Ia
