Di luar kamar, Matteo berdiri tegak, matanya tajam menatap ke arah pintu. Ada perasaan lega sekaligus marah yang bercampur di dadanya. Lega karena Amelia tidak lagi mengenakan simbol keterikatannya dengan keluarga Jackson. Marah karena ia sadar betapa dekatnya gadis itu dengan kenyataan menjadi milik pria lain. Ia mengepalkan tangan di samping tubuhnya. “Dia bukan milik siapa pun… terutama bukan Jackson,” gumamnya pelan, suara rendahnya penuh ketegasan yang bahkan mengejutkan dirinya sendiri. Matteo kemudian melangkah pergi ke ruang kerjanya, menunggu laporan Nino. Dalam pikirannya, satu hal semakin jelas, Jika Amelia memang tidak bersalah, maka dia harus memastikan tidak ada seorang pun yang bisa menyentuh gadis itu lagi—termasuk ayahnya sendiri. Nino berdiri dengan tenang di hadapan

