Amelia menghela napas panjang, berusaha menenangkan diri.
Dia lalu menatap Matteo. “Apa yang kau inginkan dariku, Tuan Hayes?” tanya Amelia pelan, tapi nada suaranya tegas, menunjukkan dia butuh jawaban tegas dan jujur.
“Aku ingin kamu diam tenang di sisiku dan tidak melakukan hal bodoh yang hampir mencelakaimu seperti tadi.”
Jawaban Matteo tegas, dan itu jujur dari dalam hatinya.
Tapi itu tidak cukup bagi Amelia.
“Tenang di sisimu? Memangnya aku siapamu, Tuan hayes?”
Pertanyaan Amelia terdengar sinis, tapi sebenarnya itu hanya karena dia tidak pandai menyusun kata-kata.
Ujung bibir Matteo berkedut, namun dia tetap mejawab dengan sabar. “Kau milikku, Amelia! Kau yang menyodorkan dirimu padaku terlebih dahulu, berpura-pura mabuk berat, padahal aku tahu, pikiranmu masih jernih.”
“Oh!
