Bab 196. Momen Manis

1036 Words

Pagi-pagi Kara sudah dimanjakan sebuah pemandangan indah kota Florence, dia menikmati pagi di balkon kamar sambil menyesap teh panas buatan suaminya. Ini adalah malam ketiga dia berada di Florence, dan dia yang sudah tidak mengalami pusing seperti di hari pertama. “Hm, pagi-pagi sudah melamun,” sapa Michael yang akhirnya ke luar dari kamar, dia membawa satu piring berisi dua potong brownies. Menyambut lumatan bibir Kara sebentar, lalu meletakkan piring di atas meja. “Pasti mikirin anak-anak,” ujar Michael, duduk di sebelah Kara, satu tangan memegang cangkir berisi teh, dan tangan lainnya mendekap bahu Kara. “Aku selalu memikirkan mereka dua puluh empat jam,” balas Kara. “Nggak dua puluh lima sekalian?” “Haha, Michael,” tawa Kara, Michael sudah pandai bercanda. “Tenang saja, papa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD