“Iya, Om.” Kara mengingat mimpinya, bertemu papanya yang memanggilnya Love, seandainya papanya masih hidup, Kara yakin papanya akan memanggilnya "Love". “Oh, seperti Michael yang memanggilnya Love,” sela Caleb mengangguk-angguk. Suasana hangat di kamar Kara, lalu berbah riuh saat tiga bayi datang dan mereka yang terlihat gelisah. Salah satu di antaranya sudah bangun dan menangis, merengek mencari-cari. “Alicia yang haus,” ujar Caleb, yang sudah bisa membedakan cucu-cucu kembarnya. Salah satu perawat menyerahkan Alicia ke d**a Kara, dan dua bayi lainnya yang tampak masih tenang. Caleb dan Ammar langsung menghindar ke sudut ruang, bercakap-cakap serius tentang Kara. “Bagaimana bisa dia di tangan orang lain?” bisik Caleb. “Aku juga nggak mengerti. Tapi syukurnya dia masih ingat dan tah

