PENDOSA 73

1269 Words

Swastika dan keluarganya baru saja tiba di rumah sakit dan Bhumika menemuinya dengan wajah nelangsa. Begitu menyalami Ajik Wayan dan mendapat pelukan dari pria paruh baya itu, tangis Bhumika tumpah seketika. Mantan pria flamboyan itu terisak di bahu sang paman wanita yang dikasihinya, yang kini terbaring tak berdaya di ruang ICU. “Sudah, sudah, Putik pasti sembuh.” Ajik Wayan menepuk-nepuk bahu Bhumika. “Ayo kita bicara.” Ajik Wayan menuntun Bhumika untuk duduk di sofa tunggu di luar ICU. Sementara Swastika dan ibunya tengah melihat keadaan Putik melalui kaca depan ruangan ICU, karena tidak diperkenankan masuk ke dalam sana. Bhumika duduk di samping Ajik Wayan dan mengusap air matanya. Pria itu menghela napas sebelum berbicara, “Terima kasih sudah datang Ajik.” “Jangan berterima kasih.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD