Dokter melangkah keluar membawa map berisi hasil tes DNA. Berlian spontan berdiri dari kursi, wajahnya penuh antusias dan gugup. “Bagaimana, Dok? Apa hasilnya?” Dokter membuka map dengan hati-hati, lalu menghela napas pelan sebelum bicara. “Dari hasil perbandingan sampel rambut yang Anda bawa dan sampel dari sikat gigi almarhum Pak Hadyan … didapatkan kecocokan genetik yang signifikan.” Berlian ternganga, tubuhnya gemetar. “Maksud dokter…?” “Secara ilmiah, bisa disimpulkan bahwa Cemara adalah anak biologis dari Pak Hadyan,” ucap dokter dengan tenang. Berlian terduduk kembali dengan lemas, matanya berkaca-kaca. “Tidak… itu tidak mungkin…” Mahesa, yang sejak tadi berdiri membatu, mengepalkan tangan. Dia sendiri tidak menyangka hasilnya akan seperti ini. “Jadi … mereka saudara?” Dokte